Review Di Balik 98, Konvoi Panser dan Truk Militer Beneran


Iseng buka Twitter, tak sengaja saya melihat satu kicauan yang menginformasikan bahwa film layar lebar berjudul Di Balik 98 telah tayang di bioskop mulai 15 Januari 2015 lalu. wah, saya sampai lupa ada film itu.

Padalah jadwal saya nonton film bioskop itu setiap hari Kamis, tapi karena film pertama dari Lukman Sardi dan disutradarai juga oleh dirinya ini adalah salah satu yang saya nantikan, jadi sala melupakan sejenak idealisme saya yang hanya nonton film bioskop setiap hari Kamis, dan langsung capcus ke teater XXI Bintaro Plaza pada hari Sabtu ini.

"Biarin deh bayar lebih mahal, daripada ketinggalan zaman kalo nunggu sampe hari Kamis minggu depan."

Di Balik 98 mengadaptasi kisah yang terjadi para bulan Mei 1998 silam yang mana kala itu terjadilah pristiwa bersejarah yang mengubah tatanan kepemerintahan di Indonesia yakni peralihan dari Zaman Orde Baru ke Orde Reformasi.

Diangkat dari peristiwa bersejarah

Dibintangi oleh Chelsea Islan sebagai Diana, ia berperan sebagai mahasiswi demonstran yang memperjuangkan aspirasi rakyat bersama dengan para mahasiswa seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, yang mana universitas yang ditonjolkan pada film ini adalah Trisakti.

Diana tidak sendiri, ia ditemani oleh pacarnya yang merupakan keturunan Tionghoa, Daniel (Boy William). Sayangnya, perjuangan Diana tak selalu berjalan mulus karena ia mendapatkan tentangan dari kakaknya, Bagus (Donny Alamsyah), seorang Letnan Dua di ketentaraan.

Film ini juga mengambil sudut pandang dari istrinya Bagus, Salma (Ririn Ekawati), yang kala itu sedang hamil besar dan seorang pemulung beserta anak laki-lakinya yang sangat menginginkan baju baru.

Ditampilkannya adegan penjarahan, penghancuran mobil dan pembakaran, isu SARA, hingga politik kenegaraan yang dikemas secara simpel sehingga mudah untuk dimengeri orang awam seperti saya.

Akting para pemeran memuaskan

Akting para aktor pada film ini sangat bagus, kecuali Chelsea yang kurang dapet dalam memerankan dirinya sebagai demonstran dan Agus Kuncoro sebagai Habibie yang terkesan memaksakan diri, bukan terlihat mirip malah terkesan meledek gaya presiden ketiga Indonesia itu.

Chelse terlihat seperti anak manja idealis yang baru kenal demo sedangkan Agus Kuncoro tampak bukan seperti dirinya ketika akting. Saya malah berfikir seharusnya Habibie diperankan oleh Reza Rahadian yang sukses dalam memerankan Habibie pada film berjudul Habibie dan Ainun.

Saya menaruh perhatian khusus pada Bagus, Kegalauannya antara menangani adiknya yang ikut demonstrasi berdarah itu, pilihan untuk menemukan istrinya hilang dan hamil, serta idealismenya sebagai seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang harus menjalankan tugas untuk menjaga keamanan negara.

Dua jempol untuk akting Donny.

Selain itu, aktor yang memerankan presiden Soeharto saat itu memiliki wajah yang agak mirip. Walaupun terlihat lebih gemuk dan muda.

Terlepas dari kurang dan lebihnya, saya menilai keseluruhan akting pemain sudah sangat memuaskan.

Cuplikan peristiwa sesungguhnya

Tidak hanya menyuguhkan adegan rekayasa, film yang diproduksi oleh MNC Pictures ini juga menampilkan cuplikan dari peristiwa sesungguhnya kala itu. Rekaman yang sering ditampilkan oleh stasiun televisi nasional apabila membahas tentang peristiwa Mei 1998.

Adegan mengerikan yang dilakukan oleh TNI terhadap mahasiswa dan selebrasi mahasiswa ketika presiden mengumumkan pengunduran dirinya ditampilkan dengan jelas, walaupun dengan kualitas gambar yang seadanya.

Panser dan peralatan militer asli

Gokil nih film karena menggunakan Panser, truk militer dan atribut asli TNI dalam pengambilan gambarnya sehingga adegan yang disuguhkan itu nyata banget, bukan hanya efek komputer yang menampilkan Panser.

***

Di Balik 98 merupakan film yang berhasil membuktikan pengalaman Lukman Sardi selaku pemain film layar lebar kawakan yang terjun menjadi seorang sutradara.

Apabila anda ingin mengetahui sedikit banyak sejarah yang dikenal masyarakat sebagai peristiwa 13 Mei 1998 ini, maka Di Balik 98 merupakan film yang harus anda tonton. Tidak akan menyesal, karena penceritaan kisah fiksi yang digabungkan dengan peristiwa yang benar terjadi sangat mengalir.

Skor 9/10

Komentar

Posting Komentar