Review Si Gila Max: Jalan Amarah - Satu Kata, KEREN!


Sesekai saya mengulas tentang film luar negeri, karena film yang tayang kali ini saya rasa super keren dan jiwanya itu "gue banget". Kenapa? Tentu saja karena aksinya yang beneran aksi, tidak ditahan-tahan seperti film aksi yang diperuntukkan bagi remaja. Rating film Mad Max: Fury Road ini dewasa sob, 17+.

Ungkapan di atas adalah harapan saya ketika pertama kali lihat video promosinya saat nonton film Epen Cupen The Movie tempo hari. Dalam videonya diperlihatkan dunia post apocalyptic yang sangat gersang. Ya iyalah, secara latar belakangnya padang pasir. Selain itu penampilan para pemain brandal banget, maniak, bad ass-lah. Tidak ada manusia yang berpenampilan normal, semuanya barbar dan haus darah.

Faktor yang membuat harapan saya tentang film  produksi Warner Bros. Pictures ini tambah tinggi adalah kendaraan perang dan persenjataannya. Sepintas film ini tampak seperti film Death Race, tapi di bilm yang disutradarai oleh George Miller ini kendaraanya lebih sadis, orangnya lebih tega, mantap gila dan bukan balapan juga, tapi kabur dari para maniak. Pantaslah jika film ini diberi sub-judul Fury Road.

Kenyataan jauh dari harapan

Ternyata harapan saya terhadap film yang diproduseri oleh Doug Mitchell, George Miller dan PJ Voeten ini salah. Awalnya saya mengira kalau Mad Max akan menyuguhkan adegan seru seperti yang saya utarakan sebelumnya. Namun apa yang saya temukan jauh dari harapan karena film ini sekeren itu, tapi luar biasa super KEREN banget.

Mulai dari menit awal, film ini langsung menyajikan aksi kejar-kejaran cepat dan seru sampai-sampai tidak banyak waktu untuk bernapas dan berkedip. Tensinya langsung naik, istirahat sebentar, lalu naik lagi. Anda akan sangat rugi jika melewatkan aksi yang berlangsung begitu cepat dan brutal. Setiap detik pada film ini sangat bermakna, tidak boleh terlewatkan.

Kendaraan ekstrim

Jika anda pernah bermain game Twisted Metal, maka pertempuran pada film ini tidak jauh berbeda dengan game tersebut. Bentuk kendaraan yang aneh dan menyeramkan, persenjataan mematikan serta para pengendara yang sangat ingin mati mulia demi pemimpin yang mengklaim dirinya sebagai juru selamat atau Tuhan. Orang-orang fanatik memang tukang cari mati. Aneh.

Tidak banyak omong

Jika dibuatkan rasio, film ini didominasi oleh kejar-kejaran dan pertempuran mobil 50%, ngomongnya 10%, dan sisanya, 40% ledakan. Banyak sekali kendaraan yang tumbang dan para pengendara yang mati konyol.

Bukan hanya Max

Meski judulnya Mad Max, sorotan utama bukan hanya ditujukan kepada Max (Tom Hardy). Saya merasa, porsi tampil rekannya Furiosa (Charlize Theeon) malah lebih banyak darinya. Walau demikian, Max tetap menjadi kunci utama yang membuat Furiosa semakin menggila.

Tugas Max dan Furiosa adalah untuk menyelamatkan para istri dari Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne), suami yang menganggap mereka hanya sebagai benda untuk berkembang biak. Max dan wanita bertangan kiri buntung itu juga berkeinginan untuk mengembalikan kenikmatan hidup yang telah lama direnggut Immortan Joe yakni air bersih.

Pada film ini, tidak ada air bersih di permukaan tanah, tak tampak juga pepohonan hijau dan kehidupan hewan. Selain itu, bensin atau bahan bakar menjadi rebutan. Tanda-tanda akhir zaman banget ini film.

***

Terlepas dari aksi seru, alur cerita film yang diadaptasi dari game berjudul Mad Max ini tidak rumit. Tak perlu banyak berfikir untuk bisa memahami ceritanya karena lurus-lurus saja. Meski demikian, sang sutradara mampu mengemas alur yang biasa itu menjadi adegan yang sangat luar biasa.

Setelah menyaksikan film ini, saya sangat bersyukur masih hidup dalam dunia yang begitu indah di mana air bersih, makanan enak dan udara segar begitu mudah di dapat. Tidak seperti di film ini ketika makanan harus didapat dengan cara saling membunuh.

Secara keseluruhan, Mad Max: Fury Road merupakan film aksi yang sangat keren. Anda tidak akan menyesal menyaksikannya.

Skor 9/10

Komentar